Rabu, 02 November 2011

Percak percik KOMODO vs Yayasan New7Wonders

Alangkah bahagianya Indonesia masuk 7 keajaiban baru dunia
lihat selengkapnya : http://www.pilihkomodo.com/
tapi alangkah bingungnya dengan keadaan Yayasan New7Wonders http://id.berita.yahoo.com/misteri-new7wonders-034500398.html . kita berharap semua akan baik baik saja.....
Yang penting Negeri Indonesia adalah kepunyaan kita rakyat Indonesia yang harus kita lestarikan dan kita jaga, agar semua berjalan seimbang sesuai dengan harapan rakyat Indonesia.

" Djayalah Negeri ku, Suburlah Alam ku"

Jumat, 14 Oktober 2011

Tugas Matematika Kelas 8 ( Persamaan Garis Lurus )


Persamaan Garis Lurus
Latihan Soal-soal
SOAL – 1
Garis m mempunyai persamaan y = -3x + 2. Garis tersebut memotong sumbu Y dititik ...
a.  (0 , -3)
b.  (0 , 2)
c.  (0 , 3)
d.  (0 , -2)
SOAL – 2
Gradien garis yang melalui titik (5 , -3) dan (3 , -8) adalah ...
a.  5/2
b.  2/5
c.  -8/11
d.  -11/8
SOAL – 3
Pernyataan dibawah ini yang benar adalah ...
a.  3x – 6y + 10 = 0  bergradien -1/2
b.  6x – 3y – 10 = 0 bergradien 2
c.  x + 4y + 5 = 0   bergradien 1/4
d.  x – 4y + 5 = 0  bergradien 4
SOAL – 4
Grafik persamaan   3x – 2y = 12   dan 5x +y =  7 , berpotongan di titik (p , q). Nilai 4p +3q = ...
a.  17
b.  1
c.  -1
d.  -17
SOAL – 5
Persamaan garis yang melalui titik (2 , 3) dan sejajar dengan garis yang  persamaannya 3x + 5y = 15 adalah ...
a.  3x + 5y = -9
b.  5x + 3y = 19
c.  3x + 5y = 21
d.  5x – 3y = 1
SOAL – 6
Persamaan garis lurus yang melalui titik (2 , 5) dan tegak lurus dengan  garis x – 2y + 4 = 0 adalah ...
a.  2x + y – 9 = 0
b.  -2x + y - 9 = 0
c.  ½ x - y – 6 = 0
d.  -½ x – y – 6 = 0
SOAL – 7
Persamaan garis yang melalui titik  (3 , -5) dan sejajar dengan garis yang persamaannya 5x - 2y = 8 adalah ...
a.  5x + 2y – 5 = 0
b.  5x + 2y + 25 = 0
c.  5x - 2y – 5 = 0
d.  5x - 2y – 25 = 0
SOAL – 8
Persamaan garis lurus yang melalui titik P(4 , -2) dan tegak lurus garis yang persamaannya  3y = 7 – 6x adalah ...
a.  2y = x – 4
b.  2y + x = -2
c.  2y - x + 8 = 0
d.  x + 2y + 4 = 0
SOAL – 9
Persamaan garis lurus yang melalui titik pangkal dan titik A(2 , 3) adalah ...
a.  y = 3/2 x
b.  y = 2/3 x
c.  y = -2/3 x
d.  y = -3/2 x
SOAL – 10
Persamaan garis yang melalui titik  A (-3 , 2) dan B (5 , -1) adalah ...
a.  y = 1/8 (-3x + 7)
b.  y = 1/8 (-3x - 7)
c.  y = 1/8 (3x - 7)
d.  y = -1/8 (-3x + 7)

Sabtu, 23 Juli 2011

Budidaya Cacing Tanah Yang Menjanjikan LABA

http://binaukm.com/2011/03/peluang-usaha-budidaya-cacing-tanah/

TTG BUDIDAYA PETERNAKAN
BUDIDAYA CACING TANAH
( Lumbricus sp.)
1. SEJARAH SINGKAT
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang
(invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat
kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan
sekitarnya.
3. JENIS
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae
dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan
Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima,
Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal
dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk
tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada
segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya
lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada
segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.
Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing
kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah
kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17.
Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang
lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis
yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi
telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak
4. MANFAAT
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi
dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman
menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang
menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan
tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
3. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku
pembuatan lipstik.
4. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan
makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
5. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah
yang besar.
2. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran
ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan
yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
3. Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam
sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing
tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
4. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah
adalah antara 15-30 %.
5. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah
sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat
C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan
pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di
bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang
atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan
panas.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah
didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah satu
contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x
18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat
wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan
terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk,
pancing bertingkat atau pancing berjajar..
2. Pembibitan
Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media
tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang
pelindung.
1. Pemilihan Bibit Calon Induk
Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang
sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan
dimulai dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu
dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan
kotoran hewan.
2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
1. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang
digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika
sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar
kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah
dewasa.
2. pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah
bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
3. pemeliharaan kombinasi cara a dan b.
4. pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke
bak lain.
5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
3. Sistem Pemuliabiakan
Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada,
maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan.
Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media,
tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan
di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam
media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan.
Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau
ada yang meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak
ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah
cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di
permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan
yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air,
kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak
berwarna hitam atau cokelat tua).
4. Reproduksi, Perkawinan
Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan
dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat
dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing
akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong
dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di
tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap
kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor
cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing
tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya
gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah
perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
3. Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan
Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing
tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus
diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa
semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara
lain :
􀂃 pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara
diblender.
􀂃 bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi
seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi
pakan.
􀂃 pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak
tembus cahaya.
􀂃 pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu,
harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
􀂃 bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai
perbandingan air 1:1.
2. Penggantian Media
Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur
(kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak
dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata
penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
3. Proses Kelahiran
Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan,
dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar,
kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih
dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak,
diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan
kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30
ditambah air secukupnya supaya tetap basah.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan
musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang,
burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan
lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah
yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk
penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara
disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.
8. PANEN
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu
biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan
dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti
lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya
sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan
cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan
sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah
terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada
saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada
wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan
menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang
baru dan kascingnya siap di panen.
9. PASCAPANEN : ….
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya cacing tanah di Bandung (Jawa Barat) pada ahun 1999
adalah sebagai berikut:
1. Modal tetap
1. Sewa tanah seluas 200 m 2 /tahun ---------------------------------------
----------Rp. 120.000,-
2. Kandang pelindung:bahan bambu & atap rumbia ------------------------
-----------Rp. 150.000,-
3. Kandang ternak uk 1,5X18 m 2 , Tg 50 Cm :11 bh ----------------------
----------Rp. 600.000,-
4. Media :
􀂃 Bahan media 6 Ton, @ Rp. 100,00 -------------------------------
------------Rp. 600.000,-
􀂃 Plastik 200 m, @ Rp. 1600,00/m ---------------------------------
------------Rp. 320.000,-
􀂃 Pelepah Pisang -----------------------------------------------------
-----------Rp. 25.000,-
Jumlah -------------------------------------------------------------
-----------Rp. 1.815.000,-
2. Biaya Penyusutan
1. Tanah -----------------------------------------------------------------------
-------Rp. 40.000,-
2. Kandang Pelindung ---------------------------------------------------------
-------Rp. 16.667,-
3. Kandang Ternak ------------------------------------------------------------
-------Rp. 66.667,-
4. Media
􀂃 Bahan Media -------------------------------------------------------
-----------Rp. 300.000,-
􀂃 Plastik --------------------------------------------------------------
-----------Rp. 160.000,-
􀂃 Pelepah Pisang -----------------------------------------------------
------------Rp. 6.250,-
Jumlah -------------------------------------------------------------
------------Rp. 589.584,-
3. Modal Kerja
1. Bibit sebanyak 40 Kg, @ Rp. 200.000,00/Kg -----------------------------
---------Rp. 8.000.000,-
2. Pakan dalam bentuk limbah sayur(petsai, Mentimun) 5 Ton @Rp.
500,- ------------Rp. 2.500.000,-
3. Tenaga Kerja 4 orang @ Rp. 100.000,-/bulan ----------------------------
----------Rp. 400.000,-
Jumlah ----------------------------------------------------------------------
--------Rp. 10.900.000,-
4. Jumlah modal yang dibutuhkan :
1. Modal tetap -----------------------------------------------------------------
-------Rp. 1.815.000,-
2. Modal kerja -----------------------------------------------------------------
-------Rp. 10.900.000,-
Jumlah ----------------------------------------------------------------------
--------Rp. 12.715.000,-
5. Produksi/4 bulan
Selama 4 bulan 1600 Kg, @ Rp.210.000,-/Kg ------------------------------------
-------Rp. 336.000.000,-
6. Biaya produksi/4 bulan
1. Biaya penyusutan ----------------------------------------------------------
----------Rp. 589.584,-
2. Modal kerja -----------------------------------------------------------------
--------Rp. 10.900.000,-
Jumlah ----------------------------------------------------------------------
---------Rp. 11.489.584,-
7. Keuntungan/4 bulan
1. Produksi/4 bulan -----------------------------------------------------------
----------Rp. 336.000.000,-
2. Biaya produksi/4 bulan ----------------------------------------------------
-----------Rp. 1.489.584,-
Jumlah ----------------------------------------------------------------------
---------Rp. 324.510.416,-
8. Break Even Point
1. Keuntungan/4 bulan -------------------------------------------------------
------------Rp. 324.510.416,-
2. Biaya Produksi/4 bulan ----------------------------------------------------
------------Rp. 11.489.584,-
Jumlah ----------------------------------------------------------------------
---------Rp. 313.020.822,-
Keuntungan selama 4 bulan -----------------------------------------------
-----------Rp. 313.020.822,-
Untung bersih Produksi Rp. 313.020.822,-/120 hr -----------------------
------------Rp. 2.608.506,-
BEP = Biaya Tetap [ 1 - (Biaya Penyusutan : Keuntungan)]
= Rp. 1.815.000,00 [ 1 - (Rp. 589.584 : Rp. 324.510.416,-)]
= Rp. 1.815.000,00 [ 1- 0.0018 ]
= Rp. 1.815.000,00 X 0.9982
= Rp. 1.811.733,00
Artinya tingkat hasil penjualan sebesar Rp. 1.811.733,00/4 bulan
9. Tingkat Pengembalian Modal
Modal Kembali =[Jumlah Modal Yang Diperlukan/(keuntungan + penyusutan)]
* 1bulan = 1,733 bulan atau 2 bulan dalam 1 kali Produksi. Jadi tempo yang
diperlukan untuk menutupi kembali Investasi adalah dalam 1 kali panen atau 2
bulan.
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Cacing tanah merupakan komoditi ekspor yang belakangan ini mendapat respon yang
besar dari para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena besarnya
permintaan pasar internasional dan masih kurangnya produksi cacing tanah. Budidaya
cacing tanah dapat memberikan hasil yang besar dengan penanganan yang baik.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. Asep, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum' at, 2 Juli 1999).
2. Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni, Cacing Tanah (Jakarta : Penebar Swadaya, 1992).
3. Endang, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
4. Hamzah, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
5. Hud, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
6. Rudi, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum' at, 2 Juli 1999).
7. Sayuti, Fahri, Pedoman Praktis Budidaya Cacing Tanah (Bandung : Pusat Latihan Dan
Pengembangan, 1999).
8. Syaeful, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
9. Waluyo,Neno, Wawancara dengan Mahasiswa Peternak Cacing Tanah (Bogor : Kamis,
24 Juni l999).
12. KONTAK HUBUNGAN
1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa
No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta
10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web:
http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas


Kamis, 14 Juli 2011

Belajar Efektif


Dalam dunia pendidikan, guru dan murid harus bekerjasama. Tugas guru membimbing para muridnya agar menyerap pelajaran dengan baik sesuai kapasitas, potensi dan minat anak didik. Adapun tugas murid adalah belajar dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab sehingga apa-apa yang diajarkan dapat dipahami dengan baik dan diamalkan dalam kehidupannya.
Untuk itu, masing-masing pihak, guru dan murid perlu memiliki keterampilan. Itulah keterampilan belajar dan mengajar.
Buat guru, keterampilan tersebut meliputi bagaimana menyusun bahan ajar yang baik sehingga para murid dapat belajar dengan penuh minat, semangat, sekaligus menyenangkan. Adapun murid perlu belajar bagaimana agar dapat menguasai pelajaran dengan baik sehingga nantinya bisa diaplikasikan. Keterampilan tersebut diantaranya adalah bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana cara memahami dengan baik sehingga akan diingat dalam jangka panjang serta cara mencatat yang mudah diingat dan menjadi referensi berguna di masa mendatang.
Sayangnya, keterampilan seperti ini terkadang tidak dimiliki baik oleh guru dan siswa. Akibatnya, kedua belah pihak frustasi satu sama lain. Guru pontang panting menjelaskan sesuatu tapi tidak diperhatikan oleh murid-muridnya. Sementara sang murid frustasi dengan bahan pelajaran yang bertumpuk dan tidak tau bagaimana bisa menyelesaikannya.
Belajar bukan lagi untuk memahami dan menghayati melainkan berubah menjadi proses mengejar nilai dan kelulusan.
Karena kurangnya keterampilan belajar dan mengajar ini pada akhirnya akan berdampak pada kualitas para pelajar kita. Mereka mungkin saja tamat dari sekolah dan menyelesaikan perguruan tinggi, namun sedikit sekali ilmu yang menempel dan akhirnya bisa dipakai dalam keseharian. Para pelajar lebih senang dengan jalan pintas dan menghafal apa yang diprediksi akan keluar dalam ujian. Belajar bukan lagi untuk memahami dan menghayati melainkan berubah menjadi proses mengejar nilai dan kelulusan.
Adapun di negara-negara yang lebih maju, saya memperhatikan para murid tidak hanya dibebani dengan bahan pelajaran, melainkan mereka juga dibekali dengan bagaimana caranya belajar dengan baik. Karenanya tak jarang ada kelas khusus yang mengajarkan bagaimana cara membaca yang lebih efektif dan efisien. Bagaimana meningkatkan konsentrasi sehingga dapat memahami pelajaran dengan baik. Dan cara mencatat yang terstruktur, kreatif dan menyenangkan sehingga apa-apa yang ditulis akan menjadi informasi berharga sepanjang masa. Tidak hanya itu, mereka juga diberi kesempatan untuk melatih dan mengembangkan minat sejak dini sambil terus mengasah keterampilan khusus yang dimiliki masing-masing individu.
Hal yang sama berlaku buat para guru. Mereka juga belajar bagaimana cara menyampaikan materi di depan kelas, bagaimana menciptakan ruang kelas yang hidup dan menyenangkan. Bagaimana proses belajar menjadi diskusi interaktif yang memberi nilai tambah bagi para murid dan guru itu sendiri.
Jadi, jika Anda seorang guru atau murid, sudahkah belajar cara belajar?
Photo Credit: blisschan under Creative Commons License

Selasa, 18 Januari 2011

Aturan UNAS

Ujian nasioanal akan segera terlakana,tepatnya bulan April 2011.
untuk itu perlu adanya persiapan yang khusus...sekolah - sekolah telah melakukan uji coba demi menghasilkan anak didik sesuai dengan harapan orantua dan masyarakat....
untuk itu ada aturan -aturan maupun kisis - kisi untuk menghadapi ujian nasional. Silahkan klik :http://kisi-kisi.ujiannasional.org/kisi-kisi-ujian-nasional-2011.html